Pertanian di Jawa Awal Abad 19

Pertanian di Jawa Awal Abad 19

Source : The History of Java (Thomas Stamford Raffles)

Kata Kunci : 1 (satu) kati = 1 1/4 (satu seperempat) liter, Koromandel (pantai yang terletak di sebelah tenggara Semenanjung India), Ceylon (Sri Langka), Buitenzorg (Bogor),

Kondisi Tanah

Kondisi tanah di Jawa membutuhkan sedikit perawatan, tanahnya bisa menghasilkan berbagai tanaman dan buah-buahan yang berlimpah dan seharusnya bisa mencukupi kebutuhan semua penduduk.

Di bawah sinar matahari tropis, di sini tumbuh semua buah-buahan tropis. Sementara itu, di daerah pegunungan dan beberapa distrik yang terletak di dataran lebih tinggi, mempunyai semua keuntungan daerah yang beriklim sedang. Disini pohon bambu, kelapa, tebu, kapas dan tanaman kopi, tumbuh dalam jumlah banyak dan berkualitas tinggi. Padi sebagai makanan pokok utama, tumbuh memenuhi lereng pegunungan dan dataran rendah serta menghasilkan panen sebesar 30-50 kali lipat. Jagung atau gandum, dan beberapa tanaman khas eropa, bisa ditanam di dataran tinggi dan daerah pedalaman. Tanahnya sangat subur sehingga setelah menghasilkan 2-3 kali panen dalam setahun, tidak perlu ada pergantian tanaman. Para petani biasanya membuat beberapa saluran untuk mengairi sawahnya, dengan mengambil dari sumber air yang melimpah, terutama dari sungai. Setelah diairi dan tersinari matahari serta telah melewati musim hujan, maka musim panen pun tiba.

Sebagian besar tanahnya, sekitar 7/8 masih terlantar, dan jarang penduduknya. Seluruh pulau hanya ditunjang dengan hasil 1/8 dari tanahnya saja. Apabila seluruh tanah yang ada dimanfaatkan, bisa dipastikan tidak ada wilayah di dunia ini yang bisa menandingi kuantitas, kualitas dan variasi tanaman yang dihasilkan pulau ini. Jenis pertaniannya berbeda, tergantung kondisi alam dan ketinggian tanah serta fasilitas pengairan yang ada. Lahan pertanian terbaik ada di lembah-lembah dataran tinggi atau di lereng pegunungan, dan di dataran kaki pegunungan. Hal ini karena tanahnya sering mendapat tambahan tanah baru dari bukit yang tersapu hujan. Lahan terburuk yang disebut kendang ada di sekitar perbukitan rendah, yang tersebar di beberapa wilayah, terutama di distrik selatan, tapi tidak sama sekali tandus, karena jika terdapat cukup pengairan, tanahnya bisa menghasilkan beberapa tanaman. Continue reading